Indonesian

Selamat datang di Postutopia, sebuah ruang digital bagi para penjelajah pikiran dan mereka yang gelisah secara imajinatif. Kami bukan sekadar situs web; kami adalah sebuah proyek kolaboratif, arsip yang hidup, dan laboratorium untuk gagasan-gagasan yang berada di persimpangan antara filsafat, teknologi, dan masa depan spekulatif. Di dunia yang dipenuhi oleh konten instan dan cepat berlalu, kami berusaha menciptakan ruang untuk refleksi yang lebih dalam, mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang dunia yang kita huni dan dunia yang kita bangun. Nama kami, Postutopia, mencerminkan keyakinan inti kami: bahwa berakhirnya visi tunggal tentang masa depan yang sempurna bukanlah alasan untuk putus asa, melainkan sebuah undangan. Ini adalah pembukaan untuk mengeksplorasi banyak kemungkinan, sebuah diaspora masa depan yang dibentuk oleh beragam suara, pemikiran kritis, dan kekuatan narasi yang tak terbatas.

Yang benar-benar membedakan Postutopia adalah lensa spesifik kami: sebuah fokus pada masadepanisme Indonesia. Meski kami terlibat dengan wacana global, kami berkomitmen penuh untuk mendesentralisasikan imajinasi masa depan yang selama ini didominasi perspektif Barat. Kami mengeksplorasi apa artinya berada di persimpangan tradisi kuno dan perkembangan hiper-modern, untuk membayangkan masa depan yang ditenun dari mitologi lokal, sejarah yang kompleks, dan lanskap sosio-teknologis khas Asia Tenggara. Fiksi spekulatif kami bukan hanya tentang pesawat luar angkasa dan cyborg; ini tentang hantu dalam mesin yang mempelajari sebuah algoritma, roh hutan yang merespons perubahan iklim, dan struktur sosial baru yang muncul dari hiruk-pikuk metropolis di kawasan ini. Kami percaya bahwa masa depan yang paling menarik dan adil adalah yang berakar pada konteks lokal yang spesifik.

Postutopia dikelola oleh sebuah kolektif kecil yang terdiri dari empat teman yang disatukan oleh ketertarikan yang sama pada batas-batas pemikiran dan kemungkinan. Semangat kolaboratif ini adalah inti dari identitas kami; kami adalah platform yang dibangun atas dasar dialog, baik di antara kami sendiri maupun dengan komunitas yang terus bertumbuh. Kami mengajak Anda untuk bergabung—membaca esai kami, mendengarkan percakapan kami, dan menggenggam zine kami. Bersama-sama, kita bisa memetakan wilayah pemikiran yang belum terjamah, sepotong demi sepotong, dan tidak membangun satu utopia tunggal, melainkan sebuah konstelasi post-utopia yang menunggu untuk ditemukan.

The (Un)researcher

Reza Adhiatma

Kris K

Wanda Dani Putra

Dhoni Saputra

English

Welcome to Postutopia, a digital sanctuary for the intellectually curious and the imaginatively restless. We are not merely a website; we are a collaborative project, a living archive, and a testing ground for ideas that sit at the vibrant intersection of philosophy, technology, and speculative futures. In a world saturated with instant takes and fleeting content, we strive to create a space for deeper reflection, asking the questions that matter about the worlds we inhabit and the worlds we are building. Our name, Postutopia, reflects our core belief: that the end of a single, monolithic vision of a perfect future is not a cause for despair, but an invitation. It is an opening to explore a multitude of possibilities, a diaspora of futures shaped by diverse voices, critical thought, and the boundless power of narrative.

What truly sets Postutopia apart is our specific lens: a dedicated focus on Indonesia futurism. While we engage with global discourses, we are passionately committed to decentralizing the future from a solely Western imagination. We explore what it means to be at the crossroads of ancient traditions and hyper-modern development, to envision futures woven from local mythologies, complex histories, and the unique socio-technological landscape of Southeast Asia. Our speculative fiction isn’t just about starships and cyborgs; it’s about the ghosts in the machine learning an algorithm, the forest spirits responding to climate change, and the new social structures emerging from the region’s bustling megacities. We believe that the most compelling and equitable futures are those that are rooted in specific, localized contexts.

Postutopia is managed by a small collective of four friends united by a shared obsession with the edges of thought and possibility. This collaborative spirit is central to our identity; we are a platform built on dialogue, both between ourselves and with our growing community. We invite you to join us—to read our essays, listen to our conversations, and hold our zines in your hands. Together, we can map the uncharted territories of thought, piece by piece, and build not a single utopia, but a constellation of postutopias waiting to be discovered.

The (Un)researcher:

Reza Adhiatma

Kris K

Wanda Dani Putra

Dhoni Saputra